Selasa, 04 Oktober 2016

TELAGA SARANGAN, dalan tembus sing dadi kenangan




         Telaga Sarangan ini adalah obyek wisata yang terletak di daerah Sarangan, perbatasan antara Tawangmangu dan Magetan. Sehingga kadang masyarakat sekitar menaminya dengan istilah dalan tembus, sebab kedua tempat ini berada di kaki Gunung Lawu dan Sarangan menjadi penghubung di antara keduanya.

Dan di Kaki Gunung Lawu ini banyak sekali obyek wisata yang sangat terkenal, maklum Tawangmangu dan Sarangan adalah langganan para wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri sejak dulu. Nah pada kesempatan ini saya bercerita sedikit mengenai Telaga Sarangan, yang mana biasanya saya dengan teman kuliah selalu hobi untuk meluangkan waktu bermotor-motoran untuk mencari tempat-tempat yang indah, dan dan disini adalah letak keindahan tersebut, hehehe.

FILOSOFI BILANGAN DALAM JAWA




Dalam bahasa Indonesia :
21 Dua Puluh Satu,
22 Dua Puluh Dua,...s/d
29 Dua Puluh Sembilan.
 

Dalam bhs Jawa tidak diberi nama Rongpuluh Siji, Rongpuluh Loro, dst;
melainkan
Selikur, Rolikur,...s/d Songo Likur.
Di sini terdapat satuan LIKUR
Yang merupakan kependekan dari (LIngguh KURsi), artinya duduk di kursi.
Pada usia 21-29 itulah pada umumnya manusia mendapatkan “TEMPAT DUDUKNYA”, pekerjaannya, profesi yang akan ditekuni dalam kehidupannya;
Ada penyimpangan pada bilangan 25, tidak disebut sebagai LIMANG LIKUR, melainkan SELAWE.
SELAWE = (SEneng-senenge LAnang lan WEdok).
Puncak asmaranya laki-laki dan perempuan, yang ditandai oleh pernikahan.
Maka pada usia tersebut pada umumnya orang menikah (dadi manten).

Senin, 22 Agustus 2011

Ketupat Menurut Filosofi Jawa


Darimana sebenarnya asal-usul ketupat ? siapa pertama kali yang menemukan dan mempopulerkan ketupat? Seperti tradisi-tradisi lain di indonesia pasti memiliki,sejarah latar belakang, tidak jarang ada makna filosofi dari tradisi-tradisi tersebut. bagaimana dengan ketupat? mari kita simak hasil penelusuran di google berikut ini :

Umumnya ketupat identik sebagai hidangan spesial lebaran, tradisi ketupat ini diperkirakan berasal dari saat Islam masuk ke tanah Jawa. Dalam sejarah, Sunan Kalijaga adalah orang yang pertama kali memperkenalkannya pada masyarakat Jawa. Beliau membudayakan dua kali Bakda, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Kupat dimulai seminggu sesudah Lebaran. Pada hari yang disebut Bakda Kupat tersebut, di tanah Jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda. Setelah sudah selesai dimasak, kupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua, menjadi sebuah lambang kebersamaan.


10 Filosofi Hidup (orang) Jawa


  • Urip Iku Urup
(Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik)
  • Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara
(Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).


Minggu, 03 Juli 2011

Panorama Puncak Merapi & Merbabu di Ketep Pass, Magelang

Ketep Pass adalah kawasan wisata yang terletak di Desa Blabak, 30 km dari Kota Magelang khususnya di kawasan Solo-Selo-Borobudur. Merupakan lokasi wisata yang sangat mempesona para pengunjung sebab di tempat ini para wisatawan dapat melihat puncak Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.


Obyek wisata ketep Pass merupakan alternatif lain berwisata di  Magelang, selain Candi Borobudur, Taman Kyai Langgeng dan Kopeng di Salatiga. Selain bisa menerawang gunung merapi dan merbabu, dari Ketep Pass dapat disaksikan pula keindahan Gunung  Sindoro dan Sumbing. Menambah suasana Ketep Pass sangat menyegarkan.